Masjid Majasem, Jejak Dakwah Wali Songo di Jogonalan Klaten yang Lebih Tua dari Masjid Demak

Masjid Majasem, Jejak Dakwah Wali Songo di Jogonalan Klaten yang Lebih Tua dari Masjid Demak

Masjid Majasem, Jejak Dakwah Wali Songo di Jogonalan Klaten yang Lebih Tua dari Masjid Demak

Jogonalan (27/6/2025) – Di tengah perkampungan Dukuh Majasem, Desa Pakahan, Kecamatan Jogonalan, berdiri kokoh sebuah masjid kuno yang menyimpan sejarah panjang syiar Islam di Jawa Tengah bagian selatan. Masjid ini dikenal dengan berbagai nama, mulai dari Langgar Kalimosodo, Masjid Baitul Makmur, hingga kini resmi disebut Masjid Al Makmur atau Masjid Majasem.

Bangunan masjid ini sekilas mengingatkan pada bentuk Masjid Agung Demak, dengan struktur khas arsitektur Islam-Jawa berupa joglo bermahkota dan tiang kayu utuh sebagai penyangga utama. Namun yang menarik, berdasarkan prasasti yang menempel di dinding masjid, diketahui bahwa Masjid Majasem dibangun pada tahun 1385 Masehi, atau 90 tahun lebih awal dibandingkan dengan Masjid Demak yang didirikan pada tahun 1475.

Keberadaan masjid ini diyakini kuat sebagai bagian dari jejak dakwah para Wali Songo dalam menyebarkan ajaran Islam di kawasan selatan Jawa Tengah. Hingga kini, bangunan aslinya masih terjaga, dengan ukuran 10x10 meter dan tiga pintu masuk setinggi dua meter. Luas yang terbatas ini tidak mengurangi nilai sejarah dan spiritualitas dari tempat ibadah tersebut.

Kepala Desa Pakahan, Markum Darokah, menjelaskan bahwa awalnya masjid ini diberi nama Langgar Kalimosodo oleh para Wali. Nama tersebut kemudian berubah menjadi Masjid Baitul Makmur menjelang masa kemerdekaan. Pada tahun 2003, Sinuhun Paku Buwono XII memberikan nama Masjid Al Makmur, dan pada tahun 2010, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah menetapkan nama resmi Masjid Majasem, sekaligus menetapkan masjid ini sebagai salah satu bangunan cagar budaya di Kabupaten Klaten.

Masjid Majasem kini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol peradaban Islam kuno yang masih berdiri teguh di tengah zaman. Dengan nilai sejarahnya yang tinggi, masjid ini menjadi saksi bisu perkembangan Islam di wilayah Klaten dan sekitarnya.

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0