Pura Candi Sari Bhuana Rejoso, Simbol Toleransi dan Spiritualitas Umat Hindu di Jogonalan Klaten

Pura Candi Sari Bhuana Rejoso, Simbol Toleransi dan Spiritualitas Umat Hindu di Jogonalan Klaten

Jogonalan – Di tengah harmoni masyarakat Dukuh Rejoso, Desa Rejoso, Kecamatan Jogonalan, berdiri megah Pura Candi Sari Bhuana, sebuah tempat ibadah umat Hindu yang menjadi simbol kerukunan antarumat beragama di Kabupaten Klaten. Pura ini tidak hanya menjadi pusat kegiatan spiritual bagi umat Hindu di wilayah Jogonalan dan sekitarnya, tetapi juga mencerminkan keberagaman budaya dan agama yang terpelihara secara turun-temurun.

Sejarah dan Pendirian

Pura Candi Sari Bhuana berdiri sebagai buah dari perjalanan panjang komunitas Hindu di wilayah Rejoso yang sebagian besar berasal dari transmigrasi Bali maupun penduduk lokal yang menganut kepercayaan Hindu sejak masa silam. Pendirian pura ini dimulai pada tahun 1980-an, diawali dengan tempat sembahyang sederhana yang digunakan untuk upacara keagamaan keluarga.

Seiring bertambahnya umat Hindu dan semakin kuatnya ikatan komunitas, tempat ibadah ini berkembang menjadi pura yang lebih representatif, hingga kemudian diberi nama Pura Candi Sari Bhuana, yang bermakna "Kuil Suci Perhiasan Alam Semesta". Nama ini mencerminkan harapan agar pura menjadi pusat kesucian yang menyatu dengan alam dan kehidupan masyarakat.

Arsitektur dan Fungsi Pura

Pura ini dibangun dengan mengadopsi arsitektur tradisional Bali, lengkap dengan padmasana (altar utama), bale gong, dan pelinggih-pelinggih untuk pemujaan dewa-dewa Hindu. Tata letaknya mengikuti konsep Tri Mandala, yakni nista mandala (halaman luar), madya mandala (halaman tengah), dan utama mandala (halaman utama), yang menjadi dasar filosofi pembangunan pura.

Pura Candi Sari Bhuana rutin digunakan untuk pelaksanaan upacara keagamaan besar seperti Galungan, Kuningan, Nyepi, dan Piodalan (hari jadi pura), yang biasanya diperingati setiap 210 hari sekali berdasarkan kalender Pawukon Bali.

Pusat Spiritualitas dan Pendidikan

Selain menjadi tempat ibadah, Pura Candi Sari Bhuana juga menjadi pusat pembelajaran spiritual dan budaya Hindu bagi generasi muda. Anak-anak dan remaja Hindu di Rejoso kerap berkumpul di pura untuk mengikuti sekaa taruna, belajar kidung, tari-tarian tradisional, serta ajaran dharma agama.

Simbol Toleransi di Klaten

Keberadaan Pura Candi Sari Bhuana menambah warna kerukunan antarumat beragama di Klaten. Masyarakat sekitar, termasuk yang beragama Islam maupun Kristen, menunjukkan toleransi dan saling membantu dalam berbagai kegiatan sosial, budaya, maupun saat pelaksanaan upacara besar umat Hindu.

Kepala Desa Rejoso maupun tokoh masyarakat setempat kerap menegaskan bahwa keberadaan pura ini bukan hanya tempat ibadah, tapi juga simbol dari persatuan dalam perbedaan yang telah menjadi kekuatan sosial masyarakat Jogonalan.

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0